Hal ini terjadi karena dari segi kelompok ilmu, ilmu gula seharusnya bergabung dalam bidang ilmu agronomi. Akan tetapi, pada Program Studi Agronomi, ketika perogram studi yang ada belum dilebur menjadi Agroteknologi, tidak ada dosen yang memfokuskan perhatian penelitiannya pada gulma. Mungkin karena kurangnya dorongan dari dosen, perhatian mahasiswa untuk meneliti gulma sebagai skripsi pada Program Studi Agronomi juga hampir tidak ada. Sementara itu, pada Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, perhatian dosen dan mahasiswa pada gulma tidak dimungkinkan oleh batasan hama dan penyakit tumbuhan sebagai folkus perhatian. Penelitian mengenai gulma pada Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan terbatas pada pengendalian gulma menggunakan musuh alami, semisal pengendalian gulma Chromolaena odorata menggunakan ngengat dan lalat puru.
Hal ini sungguh sangat ironis mengingat begitu pentingnya gulma sebagai kendala produksi pada pertanian lahan kering. Berbagai hal masih perlu diteliti mengenai peran gulma sebagai kendala produksi, mulai dari identifikasi jenis-jenis gulma, hubungan padat populasi gulma dengan produksi tanaman, penentuan masa kritis persaingan gulma dan tanaman, dan sebagainya. Hampir seluruh jenis gulma yang terdapat Provinsi Nusa Tenggara Timur belum pernah diteliti, apalagi dideskripsikan. Oleh karena itu, peluang mahasiswa untuk melakukan penelitian mengenai gulma masih sangat terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar