Dewasa ini terdapat beberapa sistem klasifikasi tumbuhan sebagai berikut:
- APG (Angiosperm Phylogeny Group) system, terdiri atas APG (sejak 1998), APG II (sejak 2003), dan APG III (sejak 2009), merupakan sistem klasifikasi berbasis biologi molekuler, merupakan sistem klasifikasi yang kini semakin banyak digunakan.
- Bessey system, merupakansistem klasidikasi filogenetik yang dikembangkan oleh Charles E. Bessey (1915) dalam artikel jurnal Annals of the Missouri Botanical Garden (Missouri Botanical Garden Press) 2 (1/2): 109–164: "The phylogenetic taxonomy of flowering plants" (format PDF dapat diunduh dari "Botanicus.org"). Sistem klasifikasi tumbuhan lainnya mengikuti, dengan beberapa pengecualian, mengikuti sistem Bessei ini, antara lain sistem: Cronquist (1981, 1983, 1988), Takhtajan (1969, 1980, 1983, 1991), Stebbins (1974), R. Dahlgren (1975, 1980, 1983; R. Dahlgren et al. 1981; R. Dahlgren and Rasmussen 1983; R. Dahlgren and Bremer 1985; G. Dahlgren 1989), and Thorne (1976, 1981, 1983, 1992).
- Cronquist system, merupakansistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Arthur Cronquist dalam bukunya An Integrated System of Classification of Flowering Plants (1981) dan The Evolution and Classification of Flowering Plants (1968; 2nd edition, 1988).
- Melchior system, merupakansistem klasifikasi Angiospermae menurut A. Engler's Syllabus der Pflanzenfamilien 1964 (juga dikenal sebagai "Engler system yang dimodifikasi atau diperbarui).
Peringkat taksonomi terdiri atas peringkat utama dan peringkat tambahan. Peringkat utama terdiri atas tujuh peringkat: kerajaan (kingdom), filum (phylum, untuk hewan) atau divisi (division, untuk tumbuhan, algae, jamur, bakteria, dan virus), rumpun atau kelas (class), bangsa atau ordo (order), suku atau famili (family), marga atau genus (genus), dan jenis atau spesies (species). Domain, yang diajukan oleh Carl Woese, kini juga digunakan sebagai peringkat utama, meskipun tidak pernah disebut dalam tatanama mahluk hidup. Selain peringkat taksonomi utama, juga terdapat peringkat taksonomi tambahan yang tidak dibatasi. Nama peringkat taksonomi tutama dan peringkat taksonomi tambahan tertentu dicirikan oleh akhiran tertentu. Untuk tumbuhan tingkat tinggi, peringkat taksonomi tambahan yang lazim digunakan sebagai bagian dari peringkat taksonomi utama berikut akhiran namanya adalah:
kerajaan (kingdom), tanpa akhiran tertentu
anak kerajaan (sub-kingdom), tanpa akhiran tertentu
divisi (division), akhiran -phyta
anak divisi (sub-division), akhiran -phytina
rumpun atau kelas (class), akhiran -opsida
anak rumpun atau anak kelas (sub-class), akhiran -idae
super ordo (super-order), akhiran -anae
bangsa atau ordo (order), akhiran -ales
anak bangsa atau anak ordo (sub-order), akhiran -ineae
infra-ordo (infra-order), akhiran -aria
super-famili (super-family), akhiran -acea
suku atau famili (family), akhiran -aceae
anak suku atau anak famili (sub-family), akhiran -oideae
puak (tribe), akhiran -eae
anak puak (sub-tribe), akhiran -inae
marga atau genus (tunggal: genus, jamak genera), tanpa akhiran tertentu
seksi (section), tanpa akhiran tertentu
seri (series), tanpa akhiran tertentu
jenis atau spesies (species), nama binomial, terdiri atas nama genus ditambah dengan nama penciri jenis (spesies)
varietas (variety, untuk tumbuhan liar) atau kultivar (cultivar dari cultivated variety, untuk tanaman hasil silangan), nama binomial jenis (spesies), ditambah dengan nama varietas atau nama kultivar
bentuk atau forma (forms), nama binomial spesies, ditambah dengan nama bentuk atau forma.
Perhatikan bahwa istilah kerajaan, divisi, rumpun, bangsa, suku, marga, dan jenis digunakan di sini dalam konteks taksonomi yang mempunyai pengertian yang berbeda dengan dalam penggunaan sehari-hari. Dalam penggunaan sehari-hari, kata jenis dapat bermakna apa saja. Orang bisa menyebut jenis tumbuhan untuk merujuk tumbuhan yang berbeda menurut yang dilihatnya. Misalnya jagung, dalam bahasa sehari-hari orang biasa menyebut jagung kuning, jagung putih, jagung berondong, jagung sayur, dan seterusnya sebagai jenis jegung. Dalam bahasa taksonomi, jagung merupakan satu jenis tumbuhan saja, yaitu Zea mays L.
Penggolongan mahluk hidup ke dalam suatu peringkat takson tertentu disebut klasifikasi, sedangkan ilmu yang mempelajari tatanama dan klasifikasi mahluk hidup disebut taksonomi. Berikut adalah klasifikasi tumbuhan berbunga menurut sistem APG III sampai peringkat taksonomi bangsa atau ordo:
Klasifikasi tumbuhan berbunga menurut sistem klasifikasi APG III. Sumber: Origin of Flowering Plants Versi lain dapat diperoleh dari Carnivorous Plants Web Site. |
Klasifikasi tumbuhan berbunga menurut sistem APG III digambarkan sebagai sebatang pohon dengan percabangannya. Sumber: Carnovorous Plants Web Site |
Jenis gulma pada umumnya belum mempunyai nama umum dalam bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena belum ada upaya untuk membakukan nama umum tumbuhan dalam bahasa Indonesia, sebagaimana yang dilakukan dalam bahasa Inggris. Oleh karena belum tersedia nama dalam bahasa Indonesia, maka penggunaan nama ilmiah menjadi tidak dapat dihindarkan. Nama ilmiah jenis, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, terdiri atas dua kata. Kata yang pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua merupakan nama penciri jenis. Dalam nama ilmiah Chromolaena odorata, Chromolaena merupakan nama genus, sedangkan odorata merupakan nama penciri jenis. Nama ilmiah jenis gulma ini adalah Chromolaena odorata, sedangkan nama ilmiah disertai dengan nama pemberi nama (author) adalah Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob. Nama pemberi nama disingkat dengan mengikuti ketentuan yang disusun oleh Brummitt & Powell (1992). Dalam penulisan nama ilmiah jenis, nama ilmiah jenis perlu ditulis lengkap pada pencantuman pertama kali. Untuk pencantuman kedua dan seterusnya, nama genus dalam nama jenis dapat disingkan. Misalnya dalam menulis nama Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob., setelah pertama kali ditulis lengkap, penulisan berikutnya dilakukan dengan menyingkat nama genus sehingga menjadi C. odorata. Selain nama yang diterima, mahluk hidup dapat mempunyai nama lain yang disebut sinonim. Nama ilmiah yang diterima dan nama sinonim jenis-jenis tumbuhan berbunga dapat diperiksa pada layanan pemeriksaan nama ilmiah The Plant List. Pemeriksaan nama ilmiah Chromolaena odorata menghasilkan nama yang diterima dan sinonimnya sebagaimana dapat dilihat di SINI. Anda dapat mempelajari cara memeriksa nama ilmiah di SINI.
Penyebutan nama ilmiah sering disertai dengan klasifikasi, meskipun tidak selalu harus demikian. Untuk mengetahui klasifikasi gulma menurut sistem APG III, setelah Anda memperoleh nama yang diterima dari hasil pemeriksaan di The Plant List, Anda dapat memeriksa kembali nama tersebut di GBIF Data Portal dengan mengetikkan nama hasil pemeriksaan di The Plant List pada kotak di bawah tulisan search species/country/dataset. Setelah memasukkan nama Chromolaena odorata, diperoleh klasifikasi sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Phylum: Magnoliophyta, Class: Magnoliopsida, Order: Asterales, Family: Asteraceae, Genus: Chromolaena, Species: Chromolaena odorata. Anda juga memperoleh banyak sekali sinonim sebagaimana dapat dilihat di SINI. Pada bagian atas halaman Anda dapat membaca tulisan: "According to The Species 2000 and ITIS Catalogue of Life: GCC: Global Compositae Checklist in Species 2000 and ITIS Catalogue of Life: 2011 Annual Checklist" yang berarti: "Menurut "The Species 2000 and ITIS Catalogue of Life: GCC: Global Compositae Checklist in Species 2000 and ITIS Catalogue of Life: 2011 Annual Checklist". Anda dapat menggunakan sumber yang sama untuk merujuk klasifikasi yang Anda kutip, dengan menambahkan, "...sebagaimana dikutip dari GBIF Data Portal (tahun)".
Dari uraian panjang ini, yang ingin saya sampaikan sebenarnya sederhana saja. Penulisan mahluk hidup memang perlu disertai nama ilmiah, lebih-lebih gulma yang tidak diketahui nama umumnya. Namun dalam mencantumkan nama ilmiah, lakukanlah dengan hati-hati, demikian juga dengan pencantuman klasifikasi dan penggunaan pustaka sumber yang dirujuk. Bila Anda masih memerlukan panduan, silahkan baca tulisan mengenai mengapa mahluk hidup memerlukan nama dan klasifikasi. Berbagai jenis buku bisa saja memuat nama ilmiah dan klasifikasi, tetapi tidak semua buku dapat digunakan sebagai rujukan penulisan nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup. Boleh saja buku ditulis oleh seorang guru besar, tetapi kalau bukan guru besar di bidang taksonomi, lebih baik merujuk buku yang ditulis oleh dosen biasa, tetapi dosen itu mengerti taksonomi.
perbedaan rumput dan legum apa ya?
BalasHapus