Spesies asing invasif (SAI, invasive alien species, IAS) adalah spesies yang introduksi dan pemencarannya di luar sebaran geografiknya pada masa lalu atau masa sekarang menimbulkan ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) setempat. Keanekaragaman hayati berarti variabilitas antar organisme hidup di darat, laut, maupun perairan lainnya serta kompleksitas ekologis di mana ia menjadi bagian, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antar spesies, dan dari ekosistem. SAI dapat terdiri atas berbagai kelompok taksonomik, termasuk tumbuhan, binatang, jamur, dan mikroorganisme lainnya.
SAI yang termasuk kelompok taksonomik tumbuhan digolongkan sebagai gulma. Tetapi tidak semua jenis gulma adalah SAI. Pertama, SAI terdiri atas berbagai kelompok taksonomik mahluk hidup, sedangkan gulma terdiri atas hanya kelompok tumbuhan. Kedua, gulma dapat terdiri atas spesies tumbuhan lokal yang mempunyai kemampuan berkembang biak sangat cepat (r) atau kemampuan bersaing yang sangat kuat (K), dikenal sebagai seleksi r-K. Gulma juga dapat terdiri atas spesies tumbuhan lokal yang mampu tumbuh cepat dan menghabiskan sumberdaya yang tersedia cukup tetapi sesaat dengan secepat-cepatnya (disebut ruderal, seleksi R), tumbuh dengan kemampuan bersaing tinggi untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia cukup dalam waktu lama (disebut competitive, disingkat seleksi C), atau tumbuh lambat untuk memanfaatkan sumberdaya terbatas dalam keadaan tercekam (disebut under stress, disingkat seleksi S), dikenal sebagai terseleksi R-C-S. Pada pihak lain, tumbuhan SAI pada umumnya terseleksi r atau R atau S.
SAI mempunyai ciri-ciri umum perkembangbiakan dan pertumbuhan cepat, kemampuan memencar luas, kemampuan adaptasi tinggi, dan kemampuan bertahan pada berbagai kondisi lingkungan. Apakah suatu spesies merupakan SAI atau bukan dapat diprediksi dari kemampuannya mengainvasi suatu daerah. Spesies yang telah berhasil menginvasi suatu daerah berpotensi besar juga mempunyai kemampuan menginvasi daerah lain. Kemampuan SAI untuk menginvasi difasilitasi oleh meningkatnya pergerakan orang dan barang yang dimungkinkan oleh globalisasi dan perdagangan bebas. Pergerakan barang dan barang yang semakin meningkat jumlahnya dan memerlukan waktu semakin singkat dapat diikuti oleh SAI, secara sengaja maupun tidak sengaja. Di daerah baru, SAI menimbulkan berbagai kerugian. Kerugian yang ditimbulkan oleh SAI tersebut menjadi semakin parah karena perubahan iklim, polusi, kehilangan habitat, dan gangguan ekosistem yang disebabkan oleh manusia.
SAI merugikan melalui berbagai cara sebagai berikut:
SAI yang termasuk kelompok taksonomik tumbuhan digolongkan sebagai gulma. Tetapi tidak semua jenis gulma adalah SAI. Pertama, SAI terdiri atas berbagai kelompok taksonomik mahluk hidup, sedangkan gulma terdiri atas hanya kelompok tumbuhan. Kedua, gulma dapat terdiri atas spesies tumbuhan lokal yang mempunyai kemampuan berkembang biak sangat cepat (r) atau kemampuan bersaing yang sangat kuat (K), dikenal sebagai seleksi r-K. Gulma juga dapat terdiri atas spesies tumbuhan lokal yang mampu tumbuh cepat dan menghabiskan sumberdaya yang tersedia cukup tetapi sesaat dengan secepat-cepatnya (disebut ruderal, seleksi R), tumbuh dengan kemampuan bersaing tinggi untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia cukup dalam waktu lama (disebut competitive, disingkat seleksi C), atau tumbuh lambat untuk memanfaatkan sumberdaya terbatas dalam keadaan tercekam (disebut under stress, disingkat seleksi S), dikenal sebagai terseleksi R-C-S. Pada pihak lain, tumbuhan SAI pada umumnya terseleksi r atau R atau S.
SAI mempunyai ciri-ciri umum perkembangbiakan dan pertumbuhan cepat, kemampuan memencar luas, kemampuan adaptasi tinggi, dan kemampuan bertahan pada berbagai kondisi lingkungan. Apakah suatu spesies merupakan SAI atau bukan dapat diprediksi dari kemampuannya mengainvasi suatu daerah. Spesies yang telah berhasil menginvasi suatu daerah berpotensi besar juga mempunyai kemampuan menginvasi daerah lain. Kemampuan SAI untuk menginvasi difasilitasi oleh meningkatnya pergerakan orang dan barang yang dimungkinkan oleh globalisasi dan perdagangan bebas. Pergerakan barang dan barang yang semakin meningkat jumlahnya dan memerlukan waktu semakin singkat dapat diikuti oleh SAI, secara sengaja maupun tidak sengaja. Di daerah baru, SAI menimbulkan berbagai kerugian. Kerugian yang ditimbulkan oleh SAI tersebut menjadi semakin parah karena perubahan iklim, polusi, kehilangan habitat, dan gangguan ekosistem yang disebabkan oleh manusia.
SAI merugikan melalui berbagai cara sebagai berikut:
- Menurunkan atau bahkan menghilangkan keanekaragaman hayati pada tataran lokal, nasional, maupun global;
- Mengganggu alur evolusi (evolutionary pathway) spesies lokal melalui penghilangan kompetitif, pemindahan relung, predasi hibridisasi, dan pada akhirnya pemunahan;
- Berevolusi di tempat yang baru sehingga menjadi dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan yang lebih parah;
- Mengganggu kesehatan manusia secara langsung, misalnya serbuk sari dapat menimbulkan alergi, maupun tidak langsung, misalnya sebagai inang sekunder atau vektor patogen penyakit manusia;
- Menimbulkan gangguan secara tidak langsung melalui perubahan daur unsur hara, fungsi ekosistem, dan hubungan ekologis antar spesies lokal;
- Menimbulkan gangguan berantai dari satu spesies ke spesies lainnya melalui spesies perantara, musuh alami bersama, atau sumberdaya bersama.
Kerugian yang ditimbulkan oleh SAI bernilai ekonomis yang bervariasi bergantung antara lain pada skala geografik penyebarannya.
Apa yang dapat kita lakukan untuk menghadapi SAI, khususnya SAI yang termasuk golongan gulma? Pertama-tama, Anda perlu mengenali dengan baik, spesies tumbuhan apa saja yang tergolong sebagai SAI. Di antara 100 SAI paling merusak di dunia, 35 merupakan spesies tumbuhan. Anda dapat mengenli ... spesies tumbuhan SAI tersebut di daftar 100 of the World's Worst Invasive Alien Species yang disediakan oleh IUCN. Sebagai alternatif, Anda dapat mengunduh gratis buku 100 of the World's Worst Invasive Alien Species dalam format PDF untuk Anda baca secara luring (offline). Adakah di antara spesies tersebut yang sudah Anda kenali? Silahkan sampaikan komentar Anda dalam kotak komentar di bawah ini.
Tentu saja jumlah SAI tidak hanya 100 dan jumlah SAI dalam kategori 100 tidak hanya 35. Untuk memeriksa apakah suatu spesies gulma termasuk SAI atau bukan, silahkan ketik nama ilmiah spesies gulma yang bersangkutan dalam kotak pemeriksaan Global Invasive Species Database. Lalu SAI golongan tumbuhan apa saja yang terdapat di Indonesia? Silahkan masuk ke GRIIS (Global Register of Introduced and Invasive Species), biarkan kotak Search kosong, cari nama negara Indonesia dan klik tombol di sebelah kirinya, klok tombol besar Plantae, lalu klik tombol Search. Hasilnya hanya dua spesies, yaitu Eichhornia crassipes (eceng gondok, nomor 32 dari 100 SAI paling merusak) dan Kappaphycus cottonii (sejenis rumput laut). Lalu bagaimana dengan Chromolaena odorata (kirinyu, No. 23), Imperata cylindrica (ilalang, No. 43), Lantana camara (lantana, No. 44), Leucaena leucocephala (lamtoro, No. 46), Melaleuca quinquenervia (kayu putih, No. 52), Mikania micrantha (mikania, No. 55), Opuntia stricta (kaktus, No. 65), Pueraria montana var. lobata (pueraria, No. 77), dan Salvinia molesta (salvinia, No. 83)?
Tidak usah mencari siapa yang lalai, tapi cobalah belajar peduli terhadap sekitar. Anda juga bisa belajar mengenali SAI dari situs CABI Invasive Species Compendium, silahkan coba. Daripada terus mengunggah foto selfie diri sendiri dari hari ke hari di fb, sesekali cobalah unggah foto gulma dan tanyakan nama bahasa daerah maupun nama ilmiahnya. Anda mahasiswa, bukan artis. Dan karena itu, tuliskan komentar dalam kotak komentar di bawah ini, jangan tunggu saya memohon-mohon kepada Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar